Sabtu, 07 Januari 2012

IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)


A. Taksonomi, morfologi, dan habitat ikan  kakap putih (Lates calcarifer)
Ikan kakap putih (Lates calcarifer) adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan potensial untuk dibudidayakan. L.calcarifer bersifat euryhaline dan katadromus serta hidup di perairan daerah tropik dan subtropik Indopasifik Barat. Jenis ikan ini sangat mudah dibudidayakan karena dapat hidup pada kisaran salinitas yang tinggi. Adapun taksonomi L.calcarifer:
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Class                : Pisces
Sub class         : Teleostomi
Ordo                : Percomorphi
Family             : Centropomidae
Genus              : Lates
Species            : Lates calcarifer (Sudjiharno,1999)
L.calcarifer memiliki badan memanjang, ramping, sirip ekor lebar, mulut lebar, dan bergigi halus. Tubuh berwarna dua tingkatan yaitu kecoklatan dengan bagian sisi dan perut berwarna keperakan untuk ikan yang hidup di laut dan coklat keemasan pada ikan yang ada di lingkungan tawar. Ikan dewasa berwarna kehijauan atau keabu-abuan pada bagian dorsal dan keperakan pada bagian ventral, sedangkan pada ukuran juvenile berwarna coklat agak kehitaman pada bagian dorsal dan berwarna keperakan pada bagian ventral.

B. Pemeliharaan larva kakap putih (Lates calcarifer)
Keberhasilan pemeliharaan larva sangat ditentukan oleh kualitas telur, karena telur merupakan titik awal dari pemeliharaan larva. Kualitas telur yang baik akan berdampak baik pula pada kegiatan pemeliharaan larva jika ditunjang dengan penyediaan pakan yang baik dan kualitas air sebagai media budidaya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan larva adalah:
1)   Persiapan Bak Larva
Bak pemeliharaan larva dapat berbentuk segiempat atau bulat dengan kedalaman air antara 1-1,5 meter dan kapasitas bak antara 10-20 ton. Jumlah bak sangat ditentukan oleh skala pembenihan, target produksi, dan efisiensi.
Sebelum penebaran larva terlebih dahulu dilakukan persiapan bak larva yang meliputi pencusian bak larva dan pengeringan. Air laut yang masuk disaring dengan menggunakan saringan 5-10 mikron. Apabila diperlukan air laut untuk pemeliharaan larva dapat diberikan kaporit 30-50 ppm dengan aerasi kuat hingga kaporitnya hilang. Salinitas air optimal yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah 28-32 ppt dengan temperature antara 27-300C. Pengisian air ke dalam bak sebanyak ½ atau ¾ dari volume bak.
2)   Seleksi Telur
Seleksi telur penting dilakukan untuk memisahkan telur yang baik dan yang buruk. Seleksi dilakukan dengan cara mematikan aerasi dan dibiarkan kurang lebih selama 30 menit. Telur yang baik akan mengambang di permukaanatau melayang di badan air, sedangkan telur yang buruk (tidak dibuahi) akan tenggelam di dasar. Telur dengan kualitas yang buruk selanjutnya akan dibuang dengan cara disipon.
3)   Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva L.calcarifer dimulai dengan penebaran larva ke dalam bak pemeliharaan larva. Telur akan menetas pada hari ke-1 (D1) dan kemudian diberikan Chlorella sp. dengan kepadatan 200.000-300.000 sel/mL. pakan berupa rotifer (Branchionus rotundiformis) diberikan setelah larva berumur 2 hari (D2). Pemberian rotifer berbeda-beda untuk masing-masing tingkatan stadia. Pada hari ke-2 larva diberi rotifer dengan kepadatan dipertahankan 2-3ekor/mL, 3-5ekor/mL pada hari ke-3 sampai hari ke-10, dan 5-10ekor/mL pada hari ke-14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar